Selasa, 10 Maret 2015

Masih Adakah Rabb Di Hati Kita ?





Sahabat, cobalah lihat ….
Lihatlah rona muka mereka yang selalu segar dan penuh sinar

Sahabat,  cobalah tatap ……
Tataplah pada gaun yang putih lagi bersih Berbalut sutra dan wangi percikan parfum Jerman

Lihatlah pada kemilau …..
Kilatan biru Dr Marten,  Yang menginjak permadani, Dalam racik Giovanni

Digenggamnya Alkitab, Pada sisi kanan jasad
Dengan tangan yang halus dan penuh hikmat, ditentengnya Alkitab
Menyusuri tapak demi tapak
Meniti jalan hingga bebatuan
Dan berkumpul pada sebuah misa
Lantunkan pujian bagi para dewa
Jasad yang tegak berdiri menancap bumi
Bersimbah kukuh dan harap peluh
Berteman kesegaran Edenia
Terus berteriak lantang
Untuk keagungan sang penebus dosa
 
Manjaga Silaturrahim, Muhammadiyah Samarinda mengunjungi Walikota Samarinda

Larut dalam melodi
Hanyut dalam simponi
Sejuk dalam harmoni

Ketukan Bethoven yang membuka hari, Penuh kesahajaan, Lekat dalam kecintaan, Pada grafiti dan lukisan Pada ciptaan yang dianggapnya: tuhan

Diiringi Cerita hebat sang pendeta, Yang berteriak dahsyat dari singgasana, Putar balikkan fakta turutkan nafsunya

Orasikan ayat-ayat yang baru saja diciptanya, Hingga berguguran bulu-bulu burung gereja
Hingga berguncang seluruh jiwa
Hingga tumbang oaks di tepi sahara
Membahana pada tiap lekuk dunia

Sedangkan kita.
Tanpa peduli pada tubuh yang belum sempat kita basuh
Tanpa peduli pada hati yang belum sempat kita sentuh
Tanpa peduli pada tahmid yang mestinya menyapa subuh
Kita raih secarik sarung lusuh
Mulai beranjak pada air wudu
Dalam ketergesaan yang memburu
Karena ikamah telah berkumandang menembus kalbu

Saat kemudian sang imam melantunkan indahnya surah Ar-Rahmaan
pada rakaat yang penghabisan
Begitu sejuk……Begitu damai…..Begitu mesra…..Begitu cinta….
Begitu iba……Dan begitu khusyuknya kita

Nikmati air liur yang kembali kita sembur
Lanjutkan indahnya kembang tidur

Oh indahnya subuh… Yang selalu dihiasi wewangian Aroma petai jengkol dan juga bakwan

Oh indahnya subuh…
Yang selalu diliputi cerita imam dan makmum yang mendengkur

Dan Alquran yang begitu mulia……Terus menangis terhimpit luka
        Mushaf suci itu berdiri rapi pada rak almari…Tanpa pernah disentuh sama sekali….
        Mushaf suci itu hilang seinci demi seinci…..Tanpa pernah dicari ke mana lembar itu pergi

Dan Alquran yang begitu mulia…..Terus merintih tertimbun nestapa
            Mushaf suci itu menjadi isi tas gelap dan kusam……Tertindih sapu   tangan dan kaus kaki
            Mushaf suci itu hampir kehilangan bentuknya…..Tertumpah aqua dan tergores pena
 
Makam KH. Ahmad Dahlan, sosok pendiri Muhammadiyah
Mushaf suci itu hampir kehilangan kesuciannya …berteman buku dan majalah penuh cerita nista

Dan…Alquran yang begitu mulia ….  Terus meratap terkubur lara.
Mushaf suci itu hampir tiada kelihatan
         Karena ……..bersembunyi di balik punggung
Mushaf suci itu hampir tiada tertampakkan
         Karena …….berdiri di balik sarung legam

Seekor keledai….
Terus membawa kitab tebal itu kesana kemari ……berhias peluh dan daki
Seekor keledai ……
Ternyata tak jua mampu pahami arti…… Meski dikaruniai akal …...
Tetap saja menjadi baghal yang begitu bebal

Sahabat ……
Kita bukan tidak mengerti…… Kita bukan tidak pahami
Tapi …… karena memang cinta kita untuk-Nya……Begitu apa adanya…… Dan tak ada apa-apanya……
Dibanding apa-apa yang ada pada diri kita

Kita mengaku menyukai-Nya ….
Tapi … kita lebih suka dengan apa yang dibenci-Nya

Kita mengaku mencintai-Nya
          Tapi ….. kita lebih suka dengan apa yang dijauhi-Nya
Cinta kita begitu sederhana
          Tapi ….. kita terus panjatkan dengan pinta
Kasih kita tidak ada apa-apanya
          Tapi ….. kita terus pintakan keindahan surga-Nya

Kita bukan tidak tahu…Cara terbaik mencintai-Nya
Kita bukan tidak tahu……Kiat terbaik membahagiakan-Nya

Tapi …. Kita memang enggan melakukannya
Karena………Begitu cintanya kita pada dunia
Karena……….Kita tak ingin kematian itu menghampiri kita

RENUNGKANLAH WAHAI SAHABAT …………

Tidak ada komentar:

Posting Komentar