Senin, 23 Maret 2015

MENGIKUTI DIALOG IDEOPOLITOR DI BANJARMASIN

Pimpinan Daerah Muhammadiyah menghadiri acara Dialog Ideopolitor regional Kalimantan yang diselenggarakan oleh Majelis Pendidikan Kader Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Banjarmasin dengan mengusung tema "Transformasi Gerakan Muhammadiyah dalam Dinamika Ideologi Organisasi dan Politik Kontemporer". Acara ini dihadiri oleh PWM, PWA, PDM dan PDA se-Kalimantan (Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur). PDM Samarinda diwakili oleh Suwoko, S.E. (Ketua) dan Damingun, S.E., M.M. (Sekretaris). Sementara dari PDA Samarinda hadir Hj. Nur Khoiriyah Harahap (Ketua) dan Azizatul Fuad (Sekretaris).

Acara ini mengetengahkan beberapa materi antara lain:

1. Aktualisasi Ideologi Muhammadiyah


Materi ini disampaikan oleh Prof. Dr. H. Yunahar Ilyas, Lc., M.Ag. Beliau menyampaikan bahwa Muhammadiyah Berpegang teguh dengan Al-Qur'an dan As-Sunnah, tidak terikat dengan aliran teologis, madzhab fiqih dan thariqahshufiyah manapun.

Muhammadiyah juga tidak mengikuti madzhab tertentu, tetapi bukan berarti anti madzhab. Muhammadiyah berorientasi pada dali dan istidlal bukan kepada qaul minal aqwal.

2. Aktualisasi Tajdid Muhammadiyah

 Munawwar Khalil memaparkan bahwa pembaharuan Muhammadiyah terletak pada kemampuannya memahami ajaran agama Islam secara rasional dan kontekstual serta mampu mengaktualisasikannya dalam gerakan sosial yang nyata. Secara Rasional akan tercermin dalam usaha Muhammadiyah untuk memberantas unsur - unsur takhayul, bid'ah dan khurafat dibarengi dengan pencerahan pemikiran melalui penyelenggaraan pendidikan modern.

Secara kontekstual terlihat bahwa agama yang benar bukan semata - mata tindakan ritual  dan pencarian jalan Ilahi secara monastik dan mengasingkan diri dari realitas kehidupan riil, melainkan sebaliknya tercermin dalam pergulatan riil membangun masyarakat.

3. Muhammadiyah dan Dinamika Politik Indonesia

 Disampaikan oleh Prof. DR. Zainuddin Maliki, M.Si.  Dalam pemaparannya beliau menegaskan Muhammadiyah telah memiliki komitmen dan tanggung jawab dalam sejarah kebangsaan. Hal ini dapat dilihat dari :
  • Sejak awal berdiri 1912 Muhammadiyah aktif teribat dalam pembentukan NKRI;
  • KH. Ahmad Dahlan, KH. Mas Mansur, Ki Bagus Hadikusuma, Kahar Muzakkir, Kasman Singodimejo, Jenderal Sudirman, Ir. H. Juanda adalah pemimpin yang memiliki andil besar dalam meletakkan fondasi NKRI dengan menyuarakan Nilai, Sikap dan gagasan berkemuajuan, serta mengintegrasikan nilai keislaman dan keindonesiaan.
 4. Membangun Kepemimpinan Utama di Muhammadiyah

A. Dahlan Rais menyampaikan bahwa Tugas Utama Pemimpin dan Kader Muhammadiyah adalah :
  1. Meningkatkan kualitas dakwah;
  2. Mengembangkan dan memperluas jangkauan dakwah;
  3. Secara kreatif menyajikan model-model dakwah baru yang sesuai dengan perubahan zaman;
  4. Mempersiapkan generasi penerus.
Suwoko, S.E. (Ketua PDM Samarinda / tiga dari kanan)
5. Strategi Perjuangan Politik Muhammadiyah

Bapak M. Syukriyanto AR, M.Hum. mengungkapkan beberapa hal :
  • Agama Islam adalah agama yang kaffah, menyangkut dimensi jasmani dan ruhani, akal - spiritual, duniawi - ukhrawi, seluruh aspek kehidupan manusia;
  • Muhammadiyah tidak berpartai politik, tetapi Muhammadiyah tidak pernah meninggalkan perjuangan politik.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar